Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang, Agung Prijo Oetomo mengatakan, budaya "Penganten Sunat" merupakan kekayaan budaya Semarang yang memiliki nilai jual.

"Penganten Sunat" biasanya digelar oleh masyarakat Semarang untuk merayakan acara khitanan, kata dia usai menghadiri acara pentas "Penganten Sunat" di Hotel Santika Premiere Semarang, Sabtu malam.

Menurut dia, "Penganten Sunat" adalah kebudayaan khas masyarakat Semarang, dengan mengarak anak yang dikhitan berkeliling kampung dengan ditandu dan diiringi nyanyian berselawat memuji Nabi Muhammad SAW.

Ia mengatakan, kebudayaan Semarang merupakan perpaduan antara budaya China, Jawa, dan Islam, sehingga tak heran jika muatannya mengandung unsur-unsur budaya tersebut.

"Penamaan ’penganten’, tidak selalu identik dengan kedua mempelai yang akan menikah, namun penggambaran sebuah acara yang berlangsung meriah, sedangkan ’sunat’ adalah khitan," katanya.

Selain "Penganten Sunat", kata dia, masih banyak kebudayaan Semarang yang juga memiliki nilai jual, di antaranya "Penganten Semarangan" yang merupakan upacara perkawinan khas Semarang, baik dari pakaian maupun prosesinya.

Ia mengatakan, kebudayaan khas yang dimiliki Semarang harus dilestarikan dan kalau perlu dimodifikasi agar sesuai dengan perkembangan zaman, namun dengan tidak meninggalkan ruh yang menjadi ciri khasnya.

"Kalau perlu, kami akan mengajukan usulan kepada Wali Kota untuk mengajak segenap pejabat di Kota Semarang agar saat merayakan perkawinan anaknya menggunakan adat khas Semarang," katanya.

Ia menyebutkan, sudah ada dua tokoh yang menggunakan adat khas Semarang saat merayakan pernikahan anaknya, yaitu Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Purnomo Yusgiantoro dan budayawan Semarang Djawahir Muhammad.

"Hal tersebut merupakan salah satu cara untuk melestarikan kearifan lokal yang dimiliki oleh Kota Semarang agar tidak terkikis oleh kemajuan zaman," katanya.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Semarang, Mahfudz Ali mengatakan, pihaknya merasa gembira dengan penyelenggaraan acara semacam ini, sebab dapat mengangkat citra Kota Semarang.

"Kebudayaan yang dimiliki oleh Semarang merupakan kebudayaan yang unik, karena merupakan hasil perpaduan berbagai budaya dan perlu dilakukan upaya serius untuk melestarikannya," katanya.

Menurut dia, dengan penyelenggaraan acara seperti ini, dapat mengenalkan kebudayaan Semarang secara lebih luas, khususnya kepada wisatawan asing.

"Sehingga, secara tidak langsung dapat menunjukkan bahwa Semarang ternyata tidak kalah dengan kota lain dalam kekayaan budaya yang dimilikinya," katanya.

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails