Humas Yayasan Titian, lembaga yang hirau terhadap populasi dan perkembangbiakan orangutan, Ade Yuliani di Pontianak, Selasa (9/6), mengatakan, jumlah orangutan liar di Kalbar diperkirakan tersisa 6.675 individu dengan dua spesies utama Pongo pygmaeus pygmaeus dan Pongo pygmaeus wurmbii.
"Pembalakan liar, penambangan hutan, kebakaran hutan, dan konversi hutan untuk perkebunan skala besar menjadi faktor utama yang mengancam keberadaan populasi orangutan liar di alam," katanya.
Selain itu, orangutan juga diburu untuk konsumsi dan perdagangan. Salah satu daerah di Kalbar yang cukup gencar melakukan pembukaan lahan adalah Kabupaten Kayong Utara.
Menurut Ade, data dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Ketapang, kabupaten induk Kayong Utara, terdapat 47 perusahaan sawit yang sedang dan akan beroperasi. Sebagian kawasan hutan yang masuk areal konsesi perkebunan di Kayong Utara merupakan habitat orangutan.
Sementara sebelumnya, WWF-Indonesia untuk wilayah Putussibau menyatakan, jumlah orangutan di Taman Nasional Danau Sentarum (TDNS) Kabupaten Kapuas Hulu menurun hingga 62 persen dibanding 10 tahun lalu ketika populasi mereka mencapai 1.300 ekor.
Menurut WWF, TNDS memiliki tingkat kerapatan yang tinggi untuk hunian orangutan karena dengan luas 130.000 hektar, seluruh kawasan cocok bagi primata itu. Sedangkan Taman Nasional Betung Kerihun (TNBK) dengan luas 800.000 hektar namun yang cocok untuk orangutan hanya separuhnya. Jumlah orangutan di TNBK berkisar 1.030 ekor
0 komentar:
Posting Komentar